Friday, February 6

bus dan pengamen

Mungkin hal seperti ini cuma ada di Jakarta, tepatnya di atas bus angkutan umum.
Perjalanan saya pergi dan pulang kantor dilakukan dengan bus patas AC 11 (P11) - untuk alasan keamanan dan kenyaman, saya pilih patas AC.

Namun, naik patas AC tidak menjadikan saya tidak dapat "menikmati" kehidupan Jakarta dengan pengamen, berdesakan, turun dengan separoh berlari plus kaki kiri, neng!
Yang menarik adalah variasi pengamen yang 5 hari (minggu pertama saya bekerja).

Hari pertama,
pengamen pertama adalah pemuda (cukup) sopan dan rapih bawa gitar. Ia nyanyi 3 lagu (rata2 pengamen nyanyi 3 lagu). Dua lagu pertama, lagu pop yg lagi populer. Terakhir lagu ciptaan sesama pengamen. Kesan saya, biasa saja. Yang mendorong tangan ini untuk mengeluarkan uang adalah penghargaan terhadap hasil karya ciptaan lagu. Ga gampang bikin lagu soalnya....hehe...;)

Hari kedua,
pagi harinya saya dapet pengamen yang seorang bapak2 bawa gitar juga. Uniknya... dia nyanyi lagu rohani. Sekitar 3-4 lagu medley yang dinyanyikan. Wuihhh...saya kaget juga. Belum pernah denger yang beginian. Suaranya ngga cempreng. Lumayan..
Dengerin bapak itu nyanyi, mau tidak mau hati saya jadi nyanyi juga. Otak saya jadi mikir juga. Saya membandingkan dan meng-amin-kan lirik lagu itu dengan kehidupan nyata saya. Bersyukur...merasa diberi serabut kekuatan..

Masih hari kedua,
sorenya...bapak-ibu plus gendong anak kecil. Bapak pake peci maen gitar kecil. Anak yang digendong juga ikut nyanyi. Kebetulan posisi duduk saya dekat dengan ibu+anak itu. Sepertinya anak itu ngga kecil2 amat. Tubuhnya kecil, lafal juga ngga jelas. Tapi, nadanya ngga fals. Seperti biasa, 3 lagu dinyanyikan.
Uniknya...bapak itu nyanyi lagu rohani lagi. "Tuhan menetapkan langkah-langkah orang..."
Saya tidak paham teologia, mengapa lagu yang dinyanyikan oleh orang bukan Kristen itu bisa membangun saya.

Hari ketiga di perjalanan pulang,
hari ini bener2 pulang kemaleman karena macet plus nunggu bus yang lama. Cape banget rasanya. Pegel dimana2..Saya duduk di bagian paling belakang.
Pengamen masuk lagi. Kali ini, Pemuda bawa gitar.
Berhubung badan yang cape banget, saya memilih untuk ngga denger pengamen itu. Saya dengerin radio dari hp.
Lagu pertama, nyanyi lagu Afgan. Dalam hati, "Duh...jelek gitarnya."
Lagu kedua, ngga denger sama sekali.
Lagu ketiga, ngga denger juga. Tapi, saya perhatiin permainan gitarnya. Asik juga. Jago juga..
Uniknya..setelah minta saweran pemuda ini duduk di samping saya karena kursinya kosong. Saya lihat ada tulisan "JESUS" di gitarnya. Mulut ini gatel banget pengen tanya (meskipun cukup meresikokan diri juga).
Saya tanya, "Kenapa sih nempel2 nama itu?" Singkat cerita, pemuda itu jawab bahwa ini gitar temennya.

Trus, apa intinya ?
Intinya ... sebelum saya bertanya ke pemuda itu, saya menimbang-nimbang apakah saya mau bercakap-cakap atau cuek?
Akhirnya, saya berani "bercakap-cakap" karena saya berpikir pada saat itu tidak mau melewatkan kesempatan yang cuma ada di Jakarta ini.
Ingin jadi lebih manusiawi..naifkah?
entahlah...
semoga tidak...

Kemarin, ada pengamen yang nyanyi campur sari Jawa. Lucu kalau diperhatikan. Dia pro SBY. Ada-ada aja...
dan liriknya penuh dengan wejangan. Jangan merokok, jangan males-malesan di kantor dsb..

Tadi pagi,
dari 3 pengamen...ada 2 yang menarik lagi.
pertama, 2 orang bapak2 Batak. Nyanyi lagu berbau semangat Nasionalis yang diciptakan entah oleh mereka atau sesama pengamen.
Yang terakhir...
pemuda dengan dandanan compang camping, tampang kaya preman yang ngobat, suara butut, nada tidak jelas dan cuma berbekal botol isi beras sebagai alat musik.
Dan...pemuda ini nyanyi lagu rohani. Wuihhh....maksudnya apa ya?
Mungkin dia menyesuaikan dengan market penumpang di P11 yang tidak sedikit isinya adalah orang seperti saya. ;)

Kesimpulan saya....
1. Para pengamen pun punya diferensiasi produk supaya bisa laku.
2. Paling ngga, pekerjaan mereka bukan nyopet HP/dompet. Jadi, kalo memang bermutu, saya bakal ngasih uang.
3. Lagu rohani ternyata sampai juga ke telinga orang-orang yang ngga pernah saya bayangkan.

to be continued....

Tuesday, February 3

new...

punya pekerjaan baru...kawatir...
punya kehidupan baru...kawatir...
punya tantangan baru...kawatir...

kenapa yang baru itu menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan ??
karena aku terlalu sayang dengan diriku..
takut terluka karena orang lain yang belum kenal aku
takut harus mencoba sesuatu yang belum pasti

aha !! Yang belum pasti...inilah kelemahanku.
kenapa semua harus serba pasti dulu kalau hendak melangkah ?
seringkali terjebak dengan kepastian yang keliru.

"kepastian kalau Tuhan pimpin"
buatku...kalau mau ditilik, ditelusuri, bahkan dibongkar hati ini...
maka, itu artinya adalah
kepastian kalau tidak ada ganjalan
kepastian kalau aku diterima
kepastian kalau aku ada di tempat dimana aku bisa maksimal

rasanya..dari kalimat itu, ada yang benar...
tapi....ada juga yang keliru...

Tuhan tolong...
sadarkan aku kalo aku bermimpi...

jkt. 03.02.09